Nagan Raya Radarnet.co.id | (GMOCT) 3 Agustus 2025 – Ketegangan antara PT SPS 2 dan warga Babahlueng, Nagan Raya, kembali meningkat. Selain sengketa lahan yang belum terselesaikan, perusahaan perkebunan ini juga menghadapi sorotan tajam terkait dugaan kematian buruh. Informasi yang dihimpun Gabungan Media Online dan Cetak Ternama (GMOCT), termasuk dari media online Bongkarperkara yang tergabung dalam GMOCT, menunjukkan situasi yang semakin memanas.
Pada Sabtu (2/8), upaya konfirmasi langsung dilakukan kepada perwakilan PT SPS 2, Pak Anas, melalui pesan singkat. Pertanyaan difokuskan pada dua isu utama: perkembangan sengketa lahan yang dilaporkan warga ke Polda Aceh, dan tuntutan transparansi dari pihak perusahaan. “Kami meminta kerja sama dan transparansi dari PT SPS 2,” tegas perwakilan media.
Laporan sebelumnya telah mengungkap dugaan kematian buruh di PT SPS 2 dan PT Ensem yang diduga tidak ditangani secara tuntas, meskipun telah dilaporkan berulang kali. Menariknya, seorang oknum dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) justru menuding informasi tersebut sebagai "hoaks" di media sosial tanpa disertai bukti atau klarifikasi resmi.
Tudingan tersebut mendapat reaksi keras dari pihak media, yang mengancam akan melaporkan oknum Disnaker tersebut ke Ombudsman RI. Publik menilai langkah ini penting untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas instansi yang seharusnya melindungi hak-hak pekerja.
Kasus ini bukan hanya menyangkut keselamatan kerja dan hak-hak buruh, tetapi juga berpotensi memicu konflik sosial akibat sengketa lahan. Publik mendesak PT SPS 2, Disnaker, dan aparat penegak hukum untuk mengungkap seluruh fakta secara terbuka dan transparan guna mencegah dugaan pembiaran dan praktik-praktik yang tidak transparan. Tuntutan transparansi ini semakin menguat dengan informasi yang didapatkan GMOCT, termasuk dari Bongkarperkara, yang menunjukkan urgensi penyelesaian kasus ini secara adil dan bertanggung jawab.
#noviralnojustice
#ptsps2
#naganraya
#aceh
Team/Red (Bongkarperkara)
GMOCT: Gabungan Media Online dan Cetak Ternama
Editor:
Komentar0