TfCpTfA9GfMpTfG9GSYiGUdoBA==

Rumah Sakit Rp36,7 Miliar Mangkrak, Rakyat Bengkayang Terancam Tanpa Akses Kesehatan!


Radarnet.co.id | Bengkayang, Kalimantan Barat – 30 Juli 2025 – Proyek pembangunan Rumah Sakit Pratama Jagoi Babang, yang menelan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahun Anggaran 2023 sebesar Rp36.789.000.000, kini menjadi sorotan tajam publik. 


Bukannya memberikan layanan kesehatan vital, bangunan megah yang diresmikan secara simbolis pada September 2024 ini justru menampilkan wajah kegagalan: mangkrak, cacat mutu, dan jauh dari layak fungsi.


Temuan di lapangan oleh tim investigasi SERGAP Dirgantara7 menguak fakta mencengangkan. Retakan parah terlihat di tangga dan dinding utama, fasilitas medis vital belum terpasang, dan lingkungan sekitar bangunan terbengkalai. Ini adalah cerminan buram dari proyek mercusuar yang seharusnya menjadi harapan bagi masyarakat Jagoi Babang.


"Kami menduga kuat terjadi mark-up biaya tanpa diimbangi kualitas pekerjaan. Bahkan, ada indikasi proyek ini telah dibayar penuh, padahal progres riil di lapangan jauh dari memadai," tegas salah seorang Aktifis dengan nada geram. 


Pernyataan ini bukan sekadar tudingan, melainkan alarm keras tentang potensi kerugian negara dan pengkhianatan terhadap amanat publik.

Pengawasan Rp1,6 Miliar Menguap Bersama Mutu Bangunan


Ironisnya, di tengah carut-marut mutu konstruksi, komponen pengawasan proyek ini justru menelan anggaran fantastis, mencapai Rp1,64 miliar. Angka tersebut seolah menjadi ejekan bagi akuntabilitas publik. 


Bagaimana mungkin pengawasan dengan biaya sebesar itu gagal total mengendalikan kualitas, hingga menghasilkan bangunan yang cacat dan tak berfungsi?


"Kami mempertanyakan, apakah proyek ini telah melalui tahapan serah terima pekerjaan (PHO/FHO)? 


Apakah dokumen Berita Acara Serah Terima (BAST) benar-benar merepresentasikan kondisi fisik aktual bangunan? 


Jika PHO sudah diteken dalam kondisi bangunan seperti ini, patut diduga ada kejahatan administrasi yang sistematis!" 


Andri Mayudi, menyerukan audit mendalam terhadap seluruh dokumen proyek.

Yang diduga bermasalah pada Proyek RS Pratama Jagoi Babang: 


Indikasi Kuat Korupsi dan Maladministrasi.

Aspek Temuan Utama.

Konstruksi,Retakan fisik parah, pekerjaan tidak selesai, lingkungan belum difungsikan.


Pengawasan Biaya tinggi tanpa kontrol mutu, fungsi pengawasan mandul atau diabaikan.


Administratif Dugaan PHO/BAST diteken sebelum progres aktual selesai, berpotensi maladministrasi.


Anggaran-Progres Dana nyaris cair penuh, namun output fisik jauh dari harapan.


 **Indikasi penyimpangan.

Seruan Mendesak: Negara Harus Bertindak Tegas!** 


Melihat kondisi memprihatinkan ini Tim Infestigasi Kalimantan Barat mendesak aparat penegak hukum dan lembaga terkait untuk segera bertindak.Audit Investigatif didesak terhadap BPKP dan Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat untuk segera melakukan audit atau investigatif menyeluruh terhadap dokumen kontrak, progres pekerjaan, dan fungsi pengawasan teknis.Ini harus transparan dan akuntabel!


Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat untuk segera memulai penyelidikan hukum atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi. Pelaku harus diseret ke meja hijau!


Dorongan ini juga tertuju pada Kementerian Kesehatan untuk mengevaluasi secara menyeluruh proyek-proyek DAK Fisik Kesehatan, khususnya di daerah Bengkayang, guna mencegah terulangnya tragedi serupa.


Mendesak DPRD Kabupaten Bengkayang untuk segera menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) terbuka yang melibatkan semua pihak terkait termasuk rekanan pelaksana,konsultan pengawas, dan dinas teknis.Publik berhak tahu kebenaran!


Bukan Gagal Bangun, Tapi Gagalnya Tanggung Jawab Negara!


Proyek Rumah Sakit Pratama Jagoi Babang bukan sekadar kegagalan teknis pembangunan. Ini adalah simbol nyata bagaimana sistem pengadaan dan pengawasan dapat dikondisikan untuk meloloskan pemborosan anggaran tanpa akuntabilitas. Ketika dana puluhan miliar habis, proyek "selesai" di atas kertas, namun rakyat masih kesulitan mengakses layanan dasar kesehatan, maka yang retak bukan hanya beton gedung.tapi kepercayaan rakyat dan tanggung jawab negara itu sendiri.


Proyek ini tidak gagal karena kekurangan dana, melainkan karena lemahnya pengawasan, absennya keberanian pejabat publik untuk berkata cukup,sehingga ada diduga kuat adanya praktik korupsi yang merajalela.


Negara tidak boleh bangga hanya pada serapan anggaran, bila yang diserap adalah harapan rakyat yang justru dikhianati di lapangan!


Hingga berita ini diturunkan, pihak pelaksana proyek dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkayang belum memberikan keterangan resmi mengenai alasan di balik mangkraknya rumah sakit yang sangat dibutuhkan masyarakat ini.kasus ini akan terus dikawal hingga tuntas, demi tegaknya keadilan dan pelayanan kesehatan yang layak bagi rakyat Bengkayang. (Red)

Komentar0

Type above and press Enter to search.