TfCpTfA9GfMpTfG9GSYiGUdoBA==

Museum Soesilo Soedarman Yang Makin di Minati Pengunjung di Seluruh Indonesia.


RADARNET.CO.ID | Cilacap - Museum Soesilo Soedarman Yang Makin di Minati Pengunjung di Seluruh Indonesia ini terletak di Jl Temugiri,desa Gentasari Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah.


Tim Radarnet sempat mengunjungi Museum Soesilo Soedarman di desa Gentasari pada sabtu(11/01/25) sekira pukul 9 pagi, guna liputan kusus untuk supaya warga masyarakat Indonesia di seluruh Nusantara semakin tahu lebih banyak lagi tentang arti sebuah Sejarah-sejarah yang berada di Indonesia ini.


Museum Soesilo Soedarman merupakan sebuah museum yang menyimpan benda benda dari mantan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Indonesia almarhum Soesilo Soedarman. Museum yang terletak di Desa Gentasari, Kecamatan Kroya,Kabupaten Cilacap,Provinsi Jawa Tengah ini menyimpan benda benda pribadi hingga kendaraan perang yang pernah digunakan.


Benda benda pribadi meliputi baju-baju dinas, penghargaan penghargaan yang pernah diterima, senjata senjata kaliber kecil hingga kendaraan lapis baja.

Museum ini dilengkapi dengan perpustakaan dan ruang baca, kolam renang dan sarana permainan anak-anak.

Walau masih jauh dari jalan protokol, namun sangat mudah dicapai dengan Minibus atau Bus besar. Jalan yang beraspal dan penunjuk jalan sudah dapat dengan mudah ditemukan disetiap titik disepanjang jalan, sehingga para Wisatawan yang dari dalam maupun luar kota ,bisa mengunjungi Museum Soesilo Soedarman tersebut.


Museum Soesilo Soedarman adalah bangunan bersejarah berbentuk museum yang menyimpan peninggalan-peninggalan Jendral TNI (Purn) Soesilo Soedarman semasa mengabdikan diri, baik sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) maupun saat bertugas di berbagai kementrian semasa pemerintahan Soeharto.


Bangunan museum menempati Pendopo Wisma Mbah Ageng yang dibangun pada tahun 1899 oleh Eyang Diprakarsai, penatus (pemangku pemerintah desa) pertama Desa Gentasari yang dikenal pula sebagai Eyang Mendali dan merupakan kakek buyut dari Soesilo Soedarman. Semasa kecil, di sinilah Soesilo Soedarman menghabiskan waktunya dengan menimba ilmu agama di bawah bimbingan sang kakek. Konsep arsitektur Wisma Mbah Ageng, sangat memperlihatkan bangunan jawa khas Banyumas dengan atapnya yang menjulang tinggi berbentuk piramida dan ditopang dengan belasan tiang kayu jati.


Di beberapa sudut halaman Museum, terpajang kenang-kenangan dari Batalyon Kavaleri I TNI-AD berupa kendaraan panser Amphibi buatan Rusia tahun 1958 dan pesawat Patroli Maritim NOMAD N-22 TNI-AL dengan nomor P-806, yang merupakan Pesawat Panglima Kowilhan-I. Keberadaan kendaraan tempur ini cukup menceritakan kiprah Soesilo selama kurun tahun 1956 hingga 1960, di mana saat itu dia yang masih berpangkat Mayor, merintis berdirinya Korps Kavaleri Indonesia sekaligus menjabat sebagai Komandan Batalyon ini.


Peninggalan lain yang menunjukkan pengabdian Soesilo Soedarman dalam pelestarian adat dan kebudayaan Jawa adalah seperangkat gamelan milik keluarga Kiai Manis dan puluhan wayang kulit yang dibuat sekitar abad 18. Benda-benda tersebut menghiasi ruang paviliun timur. Selain gamelan dan wayang, terpajang pula foto-foto kegiatan Soesilo bersama keluarga Keraton Kasultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, dan Mangkunegaran dalam mengambangkan budaya Jawa.


Berbagai macam koleksi berciri khas militer masa perjuangan, tertata lengkap di setiap lemari pajang dalam museum tersebut. Koleksi senjata api yang menemani tugas-tugas Soesilo Soedarman sebagai abdi negara seperti pistol semi otomatik FN-45, P-1 dan TT terawat dengan baik. Di sudut lainnya, senapan yang digunakan dalam perang dunia II seperti M-1, SP-1, Senapan Serbu M-16 A-1, SS-1 V-1, HK-33, AK-47, AK-56, Senapan mesin RPD, Pelontar Granat, Pistol Mitraliur, Peluncur Granat Roket RPG-7 dan senapan tabur (Shotgun) juga tersimpan di Museum ini.


Terdapat pula koleksi Patung Badak Cula Satu dan replika pesawat Boeing 747-400 Garuda Indonesia bertuliskan Visit Indonesia Year 1991 sebagai lambang Promosi Pariwisata Indonesia saat Soesilo Soedarman menjabat sebagai Mentri Pariwisata.


Foto-foto saat Jenderal TNI (Purn) H.Soesilo Soedarman wafat pada 18 Desember 1997 dan dimakamkan dengan upacara kebesaran militer di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata Jakarta juga disimpan di sini. Selama tiga hari pasca meninggalnya Soesilo Soedarman, bendera merah putih dikibarkan setengah tiang untuk mengenang seluruh dedikasinya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Tim Radarnet juga sempat menemui adik kandung Soesilo Soedarman, yaitu Wartini Soedarman(82). Saat ditanya Wartini menuturkan,"Tidak bisa dibayangkan,Saya bangga terhadap kakak saya yang dedikasinya luar biasa terhadap negara,dan di desa Gentasari sinilah, dulu kami sekeluarga berkumpul dulu waktu masih kecil,"ujarnya.


Wartini juga menambahkan,"Untuk perawatan museum ini adalah dari penjualan tiket masuk,semuanya buat maintenance Museum Soesilo Sudarman. Dalam hal ini semakin warga masyarakat indonesia tau dan semakin banyak pendapatannya hingga bisa meringankan untuk perawatan Museum,"pungkasnya.


Wartini Soedarman yang merupakan adik kandung Soesilo Sudarman juga kebetulan pada sabtu siang tersebut merayakan hari Ulang Tahunnya yang ke 82 tahun. Banyak ucapan dari teman-teman Wartini Soedarman membanjiri mengucapkan selamat dan doa yang terbaik ,agar selalu panjang umur.


Wartini Soedarman selaku adik kandung Soesilo Soedarman juga berharap kepada Warga Masyarakat di seluruh Nusantara, agar jangan lupa untuk mengunjungi Museum Soesilo Soedarman, karena Museum tersebut disamping untuk Edukasi pembelajaran anak-anak tentang Sejarah, juga dilengkapi arena bermain anak-anak termasuk Kolam Renang.


Reporter: Dewi Suharningsih

Editor: Hadi Purwono

Komentar0

Type above and press Enter to search.